Tembakau Jember

selalu diminati pasar dunia

Tembakau Jember

Bermutu dan Berkualitas

Tembakau Jember

selera penikmat sejati

Tembakau Jember

soal rasa tiada duanya

Tembakau Jember

karena rasa semakin mendunia

Thursday, 11 October 2012

Hama dan penyakit tanaman tembakau

Ulat Grayak ( Spodoptera litura )

Ulat grayak (Spodoptera litura F). Serangan terjadi pada malam hari biasanya bergerombol di pembibitan maupun di pertanaman. Dari stadia telur sampai menjadi larva instar 5 yang dapat menyerang tanaman memerlukan waktu 22 - 60 hari. 
Gejala yang timbul:
berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan ulat tersebut.
Pengendalian:
Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, dan semprot Natural VITURA

Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon )

Gejala yang timbul:
daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga ada tangkai daun 
rebah.
Pengendalian:
Pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat dan semprot PESTONA.


Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. )

Ulat Pucuk Tembakau (Helicoverpa assulta Genn dan Helicoverpa armigera Hubner). Gejala serangan terlihat dari daun tembakau yang berlubang-lubang karena ulat memakan pucuk daun dan daun atas. Pada saat serangan terjadi gejala tersebut belum nampak dan gejala akan nampak jelas setelah daun tembakau membesar. Tanaman inang lain adalah kapas, jagung, tomat, kedelai, buncis, asparagus dan jarak.
 


Cara Pengendalian: 
Tanaman yang terserang ulat pupus daun disemprot dengan insektisida seperti permetrin 2 g/liter atau betasiflutrin 25 g/liter. 
Pengendalian:
kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun dan semprot PESTONA.

Nematoda ( Meloydogyne sp. )

Gejala yang timbul:
Bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman bisa kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya akan mati.
Pengendalian:
Sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA

Kutu – kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.)
Hama ini pembawa penyakit yang disebabkan virus.

Pengendalian:
Predator Koksinelid, Natural BVR. Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).

Kutu Tembakau (Myzus persicae). 
Kutu ini merusak tanaman tembakau karena mengisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %, kutu daun dapat menyebabkan kerugian 22 - 28 % pada tembakau flue-cured. 
Cara pengendalian :
mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor kutu). Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.

Kutu Putih (Bemisia tabaci Genn)

Baik kutu dewasa maupun nimfanya mengisap cairan daun sehingga daun menjadi rusak. Disamping merusak daun, kutu ini juga menjadi vektor bagi virus krupuk atau penyakit mosaik tembakau. 

Cara pengendalian :

sanitasi lahan dan meyemprot dengan insektisida Klorpirifos.
 
 
Sumber:
http://planthospital.blogspot.com

Thursday, 4 October 2012

Kebutuhan Tembakau Berkurang

Kebutuhan pabrik rokok terhadap tembakau pada 2012 ini bakal menyusut. Karena itu petani di Kabupaten Probolinggo diingatkan untuk tidak berlebihan menanam tembakau jenis Paiton Voor Oogst (Paiton VO). Dikhawatirkan, dipicu panen dan harga tembakau 2011 yang bagus membuat petani berlomba-lomba semua menanam tembakau. Sehingga dampaknya harga jatuh dan tak terserap pasar karena over produksi.

“Saya khawatir tahun 2012 ini petani justru semakin bersemangat menanam tembakau karena dipicu panen tembakau 2011 lalu sangat bagus, padahal kebutuhan pabrik rokok menyusut,” ujar Ketua Asosisasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakir, Rabu (2/5) pagi tadi.

Informasi berkurangnya kebutuhan tembakau itu diperoleh Mudzakir dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Propinsi Jatim. “Kalau kebutuhan tembakau se-Jatim menyusut, ya jelas di Probolinggo juga termasuk,” ujar petani tembakau asal Desa Jatiurip, Kecamaan Krejengan, Kabupaten Probolinggo itu.

Informasinya, pada 2012 ini pabrik rokok diprediksi bakal menyerap 10.732 ton tembakau dari Probolinggo. Dengan kebutuhan tembakau seperti itu, setelah dikalkulasi maka rencana area tanam tembakau yang sesusai 8.943 hektare (Ha).

Sisi lain, pada 2011 lalu, Disbunhut Kabupaten Probolinggo mencatat, area tembakau terhampar 13.058 Ha. ”Karena hasil panen bagus, produksinya mencapai 16.459 ton, padahal target produksi hanya 14.119 ton,” ujar Mudzakir.

”Panen tembakau pada 2011 sangat bagus karena tanaman tidak tersentuh hujan,” ujar Penasihat APTI Kabupaten Probolinggo, Muzammil. Dikatakan pada 2010 panen tembakau ”hancur-hancuran” karena faktor musim kemarau basah (kemarau diwarnai hujan).

Produksi 2011 melimpah, enam gudang pembelian tembakau di Probolinggo menyerap tembakau petani, diantaranya PT Gudang Garam menyerap 2.000 ton, PT Sadhana Arifnusa 5.000 ton, PT Jaya Abadi (Djarum) 2.500 ton, PT Norojono (Daun Emas) 1.000 ton, PT Bentoel 925 ton, dan PT Sumber Rejeki 350 ton.

Di luar gudang milik pabrik rokok besar itu, sejumlah pabrik rokok kecil (kelas K-1000) juga menyerap 300 ton tembakau. Sebagian petani juga menjual tembakaunya di pasar-pasar tradisional.
Jika ditotal kebutuhan target pembelian tembakau dari pabrik rokok hanya 11.500 ton, padahal produksi total mencapai 16.459 ton atau ada selisih 4.959 ton. ”Atas desakan Pemda dan juga APTI, pabrik rokok yang telah tutup diminta tetap menyerap tembakau petani sampai habis,” ujar Mudzakir.

APTI mengaku khawatir, area tembakau pada 2012 ini semakin membengkak, demikian juga produksinya. ”Meski akhirnya tembakau terserap pasar, jika tembakau melimpah ya harganya jatuh. Ini hukum pasar,” ujarnya.

Petani yang sebelumnya tidak menanam tembakau pun diingatkan agar tidak latah menanam tembakau. Pihak Disbunhut juga diminta membatasi area tembakau di kawasan yang secara agroklimat memang cocok untuk tembakau.

Selama ini, sejak jaman Belanda, kawasan yang direkomendasikan untuk tanaman tembakau terhampar di tujuh kecamatan. Yakni, Kecamatan Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Besuk, Krejengan, Kraksaan, dan Kecamatan Gading. Namun setiap tahun area tembakau membengkak (dibandikan rencana), bahkan di luar tujuh kecamatan itu. isa



http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=aa2d7a1ea43c395f37a4e61d5cc10e9b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Sunday, 30 September 2012

Tembakau Madura : Riwayatmu Kini

Warga pamekasan mungkin sudah terbiasa melihat antrian panjang kendaraan yang memuat tembakau di depan beberapa gudang tembakau yang ada di kota ini. Seperti yang sehari-hari terlihat di sepanjang arah timur jalan jokotole dan jalan sumenep kota pamekasan. Maklumlah, waktu-waktu sekarang ini merupakan musim panen tembakau. Dan pedagang tembakau setia mengantri sampai berjam-jam  jika ingin tembakaunya laku. Tak jarang pula, antrian ini mengular dan waktu antrian bertambah hingga berhari-hari. 

Dahulu, tembakau Madura disebut-sebut sebagai daun emas karena tanaman inilah yang menjadi andalan petani Madura untuk meraup untung besar. Dahulu pula, pedagang tembakau merasakan nikmatnya pundi-pundi uang karena tidak jarang hasil panen tembakau mereka dibeli dengan harga yang tinggi. Tetapi kini, daun emas hanya tinggal cerita.

Belum lama ini, sebuah televisi lokal Madura menayangkan berita tentang seorang petani asal kecamatan tlanakan yang mengamuk menebangi tanaman tembakaunya padahal sudah siap panen. Kejadian ini dipicu oleh rendahnya harga jual tembakau yang tiap tahunnya semakin menurun. Setiap musim tanam tembakau, petani harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk pembelian pupuk dan membayar pekerja. Biaya ini bisa mencapai jutaan rupiah dan petani harus menjual tembakaunya dengan harga yang sesuai jika ingin modal biaya tanam ini kembali.

Tetapi pada kenyataannya, musim tanam tembakau kini bahkan menjadi bumerang bagi petani Madura. Beberapa tahun terakhir, petani mengalami kerugian besar akibat turunnya harga tembakau Madura. Tidak ada lagi cerita tentang indahnya musim tembakau. Pada jaman keemasannya, tembakau menjadi komoditi andalan di Madura apalagi musim tembakau berbarengan dengan diadakannya pasar malam tahunan yang merupakan hiburan paling popular. Jika petani meraup untung, masyarakat dapat menggunakan biasanya mendatangi hiburan pasar mala mini berbondong-bondong dengan sanak saudara sebagai bentuk perayaan atas tingginya harga tembakau. 

Bahkan, di daerah lain provinsi jawa timur seperti jember dan bondowoso, petani tembakau mengambil langkah untuk melakukan aksi protes atas harga jual tembakau yang levelnya berada di bawah rata-rata. Hal ini merupakan bentuk kekecewaan petani karena petani tidak lagi mendapatkan hasil yang memuaskan. Terkesan bahwa keberpihakan belum mengarah pada petani. 

Dan kini, jangankan merayakan bersama keluarga, sering sekali petani harus menambah jumlah utang atas biaya tanam atau modal tanam yang tidak kembali. Tidak ada lagi cerita tentang daun emas dari Madura dan daerah – daerah lainnya. 

Sumber:
http://sejarah.kompasiana.com/2012/09/26/tembakau-madura-riwayatmu-kini/

Saturday, 29 September 2012

Penanaman tembakau rajang

Pada tahap pertama proses penanaman tembakau, benih disemaikan dalam persemaian yang dirancang khusus. Pada saat bersamaan, petani dengan cermat menyiapkan tanah di lahannya. Setelah dua bulan dalam persemaian, benih akan tumbuh menjadi tanaman setinggi 15-20 sentimeter dan siap dipindahkan ke ladang. Tanaman kemudian ditumbuhkan di ladang selama dua hingga tiga bulan setelahnya. Selama proses penanaman, tanaman dirawat untuk memaksimalkan hasil dan kualitasnya. Tanah dirawat secara teratur dan tanaman juga dilindungi secara cermat dari hama dan penyakit.

Tahap selanjutnya adalah panen. Panen dapat dilakukan dengan memetik daun satu persatu untuk tembakau Virgina dan Oriental, atau dengan mencabut seluruh tanaman seperti pada jenis Burley. Proses panen harus dilakukan saat daun telah matang dan dalam kondisi prima untuk melalui tahap berikutnya, yaitu proses pengeringan. 

Setelah dipanen, tembakau Rajangan dibiarkan kering lagi selama 2 hari di tempat teduh, kemudian dirajang dengan tangan menjadi irisan tembakau yang rata-rata terdiri dari 40 potongan per inci. Irisan yang disebut tembakau rajangan atau cut-rag ini kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1 hingga 2 hari.

Pengeringan memainkan peranan penting dalam menentukan kualitas daun tembakau. Berbagai metode pengeringan digunakan untuk berbagai jenis tembakau: pengeringan dengan dianginkan untuk Burley, pengeringan dengan omprong untuk Virginia, serta pengeringan di bawah sinar matahari untuk jenis oriental. 

Setelah dikeringkan, petani memilah tembakau berdasarkan kualitas dan posisi tangkai. Daun tembakau kemudian dikemas dalam bal dan siap untuk dikirim. Bal-bal tembakau dipindahkan ke pelelangan atau pusat pembelian di mana tembakau tersebut diberikan peringkat atau grading dan dibeli.    

Tembakau kemudian diproses. Untuk jenis burley dan Virginia, proses ini mencakup pemisahan daun dari batang. Tembakau dikeringkan hingga mencapai kadar kelembapan yang ideal lalu dikemas dalam peti dan dikirim ke enam pusat pabrikan di Pulau Jawa.

Sumber:
http://www.sampoerna.com

Friday, 28 September 2012

Waspadai, Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Tembakau

Para petani tembakau akhir-akhir ini banyak mengeluh. Mereka bukan saja petani tembakau virginia yang ada di Blitar maupun Mojokerto, namun juga petani tembakau Deli di Sumatera. Keluhan ini bukan tidak beralasan karena apa yang mereka alami dan hadapi saat ini benar-benar telah menurunkan produktivitas tembakau yang mereka tanam. Keluhan mereka adalah adanya serangan penyakit pada tanaman tembakau yang tiba-tiba layu dan terjadi pembusukan pada empulurnya. Pembusukan ini ditandai dengan busuknya pangkal batang dasar permukaan tanah yang berwarna coklat. Bila tanaman ini dicabut, maka pada empulur akan kosong dan batang tembakau menjadi berlubang.
Apa yang dialami para petani tembakau tersebut tidak lain disebabkan oleh penyakit yang bernama busuk batang berlubang. Seperti apa sebenarnya penyakit busuk batang berlubang yang ganas tersebut? Gembong Dalmadiyo, staff peneliti Balitas Malang dan Erwin dkk , peneliti dari Balai Penelitian Tembakau Deli mengungkapkan, bahwa penyakit busuk batang berlubang atau yang disebut busuk tangkai, busuk kali maupun Hollow Stalk tersebut disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Biasanya penyakit ini menyerang tanaman yang memiliki jaringan lunak khususnya tembakau. Tingkat serangan paling parah terjadi pada kondisi kelembaban tanah yang tinggi dengan kondisi cuaca yang cukup basah saat musim penghujan. Penyakit ini terjadi akibat adanya infeksi patogen saat tanaman tembakau terluka akibat pemotongan pucuk, tunas samping ataupun pengutipan daun yang merupakan pintu masuk bakteri pada tembakau. Pada saat tanaman tembakau terluka, otomatis pengaruh cuaca, nematoda, dan hewan lainnya dapat masuk melalui lubang alami dan membawa bakteri Erwinia carotovora tersebut kedalam jaringan yang terluka. Bakteri yang masuk melalui luka ini akan terus berkembang dalam ruang antar sel serta menghasilkan enzim pektolitik yang dapat mencerna jaringan tanaman inang. Akibatnya tanaman inang akan mengalami penurunan dan lama – kelamaan akan mengalami pembusukan. Dengan didukung kelem-baban yang tinggi dan cuaca yang dingin, perkembangbiakan bakteri akan lebih cepat sehingga patogen akan lebih cepat menyebar ke seluruh tanaman yang pada akhirnya menyebabkan busuk pada batang tembakau.
Merugikan
Gembong Dalmadiyo, staff peneliti Balitas Malang mengatakan bahwa dengan adanya penyakit tersebut, telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar yaitu ; besarnya kerugian pada tembakau cerutu besuki na oogst (BESNO) tahun 1998 adalah 17-25% terjadi busuk gagang di gudang pengering (gudang atap), pada tahun 1999 sebesar 14-42% pada tembakau cerutu besuki bawah naungan (TBN) yang ditanam di bekas lahan melon,jagung, dan ketimun, serta pada tahun 2000 sebesar 10 – 90 % pada TBN yang ditanam pada areal bekas lahan jagung, cabai, kacang panjang, sawi dan kenikir sayur. Dengan adanya serangan tersebut jelas akan mengurangi produksi maupun kualitas tembakau yang diha-silkan yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat pendapatan di petani.
Gejala dan Penyebaran
Gembong Dalmadiyo mengungkapkan bahwa para petani tembakau kerap kali belum mengetahui persis gejala pe-nyakit ini, karena pada gejalanya hampir mirip dengan penyakit lanas. Padahal antara kedua penyakit tersebut sangat berbeda karakteristik gejala serangan maupun pengendaliannya. Menurutnya, ada beberapa gejala yang bisa dikenali pada penyakit busuk batang berlubang ini yang dapat dibedakan dengan penyakit lanas antara lain : pada daunnya, ditandai dengan daun layu pada satu sisi atau tanaman layu pada satu sisi, sedangkan pada batangnya ditandai dengan pangkal batang dekat permukaan tanah menjadi busuk yang ditandai dengan perubahan warna coklat pada satu sisi batang sampai di atas. Pada empulurnya terjadi pembusukan dan terlepas sehingga batang akan berlubang.
Penyebaran bakteri Erwinia carotovora ini melalui serangga, nematoda, angin atau hewan lainnya yang masuk melalui lubang alami pada tanaman tembakau. Sel bakteri yang masuk ini akan berkembang biak dalam ruang antar sel yang selanjutnya akan merusak jaringan tanaman dan menimbulkan penyakit. Dengan didukung kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah, perkembangbiakan dan penyebaran bakterinya akan lebih cepat.
Tanaman yang terserang bakteri ini akan ditandai dengan layunya daun-daun bagian atas dan bila hal itu dibiarkan , infeksi akan menjalar ke bawah. Daun-daun yang terserang bakteri tersebut secara langsung akan menyebarkan penyakit melalui sentuhan pada tanah maupun luka pada batang, akibatnya penyakit ini meluas ke batang sehingga pangkal batang berwarna hitam.
Pengendalian
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan pada penyakit ini antara lain :
  1. Pemilihan lahan hendaknya memilih bekas lahan yang ditanami padi selama dua musim tanam.
  2. Pemberian kapur pada tanah karena lahan yang memiliki kadar Ca tinggi mempunyai tingkat serangan bakteri busuk batang berlubang yang lebih rendah.
  3. Pencegahan dan pengendalian dapat pula dilakukan dengan cara menanam tembakau pada gulud semu.
  4. Untuk mengurangi/membasminya dapat pula dengan menyiram Agrimycin 15/1,5WP dengan konsenstrasi 0,1 g/liter air yang dikombinasikan dengan fungisida yang mengandung Cu seperti Kocide 54WP konsentrasi 1-2 gr formulasi /liter air masing-masing digunakan sebanyak 50 ml/lubang tanam.
Sementara menurut Erwin dkk, pengendalian bakteri ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
  1. Kelembaban di pembibitan dikurangi apabila ditemukan adanya satu atau dua tanaman bergejala busuk batang.
  2. Melakukan penyeleksian bibit pada saat bibit akan dipindahkan ke lapangan. Bibit yang pangkalnya berwarna hitam harus segera dimusnahkan.
  3. Hati-hati dalam melakukan pemetikan daun untuk mencegah masuknya bakteri Erwinia carotovora terutama pada saat hygenis plugh. Untuk dilapangan, sanitasi perlu dilakukan dengan cara membersihkan tanaman bergejala dan membuang ke luar areal.
  4. Di dalam bangsal, bakteri dapat menular melalui tali, jarum atau tikar. Untuk menghindari penularan ini dapat dilakukan dengan pencelupan tali ke dalam larutan Streptomycin sulfat sebelum tali digunakan untuk menggantung tembakau.
  5. Pengaturan sirkulasi udara di dalam bangsal untuk mengurangi kelembaban yang terlalu tinggi terutama pada curah hujan yang tinggi.
(Gembong Dalmadiyo, Erwin, Ryanto, dan Robert Sitepu, staff Peneliti Balai Penelitian Tanaman Serat Malang dan staff peneliti Balai Penelitian Tembakau Deli Medan)


Sumber:
http://ardiant181.wordpress.com

Thursday, 27 September 2012

Cerutu Jember

Koperasi Karyawan Kartanegara PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) didirikan pada tanggal 14 Desember 1968, memiliki beberapa bidang kegiatan usaha diantaranya Unit Usaha “CERUTU” sebagai produk unggulan dengan kualitas dan standart internasional.

Pabrik Cerutu ini berada di dalam KAWASAN BERIKAT PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Jelbuk Jember Jawa Timur. Jember sejak jaman penjajahan Belanda sudah dikenal sebagai daerah sentra kualitas Tembakau Besuki dengan hamparan perkebunan luas di daerah kaki Gunung Argopuro.

Cerutu Produk Koperasi Karyawan Kartanegara PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) dibuat dari lembaran tembakau pilihan, untuk dijual dengan beberapa merek dagang yang sudah dikenal dan banyak dinikmati oleh masyarakat luas baik melalui pemasaran lokal maupun eksport di samping melalui mitra dagang (yang sudah memiliki merek dagang sendiri) yang melakukan pemesanan khusus secara reguler




Bagi yang ingin merasakan gimana bikin cerutu hand made bisa langsung praktik disini dibimbing oleh pegawai yang telah berpengalaman, jadi bisa sekalian tanya-tanya info seputar tembakau.

Sumber:
http://jemberajib.wordpress.com

Tembakau..... Riwayatmu dulu

Sekian puluh tahun kita merokok. Kita merokok begitu saja tanpa pernah bertanya mengapa. Yang kita tahu ngrokok itu enak, enak dan enak. Banyak dari kita ini bener2 kagak ngeh apa sih sebenarnya rokok itu, bagaimana sejarahnya, dsb. Berikut ini sekelumit kisah tentangnya…

ROKOK…, RIWAYATMU DULU.
Indian seperti dalam cerita Winnetou, terkenal suka bermain asap. Asap itu tidak hanya dimainkan, dibentuk bundar, ataupun dibentuk gambar jantung hati sebagai bahasa isyarat “I love you”, tapi juga ada asap yang disedot dan dihisap. Itulah asap daun tembakau. 

Diduga daun tembakau pertama kali digunakan oleh orang Indian dan dipakai dalam acara ramah tamah, dengan cara disulut dan dirokok bergantian menggunakan pipa panjang. Asap dari daun tembakau yang terbakar itu disedot dan dihembus-hembuskan hingga memenuhi ruangan tenda non AC mereka. Dan lihatlah, mereka nampak senang dan saling unjuk gigi alias saling tertawa hepi.

Aktivitas para Indian yang sedang hepi itu dilihat serta diamati oleh Christopher Columbus ketika mendarat dan mampir ke perkampungan mereka di Pulau Watling, Amerika Tengah pada 12 Oktober 1492 silam. Sepulang dari sana Columbus membawa serta biji tanaman tembakau itu ke negaranya Spanyol. Biji tembakau itu dibagikan kepada teman-temannya, sebagai oleh-oleh, untuk ditanam menghias taman. (Model pohon tembakau memang cukup eksotis). 

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) berupa herba semusim yang berdiri tegak dan bisa setinggi 2,5 meteran kalau dia dibiarkan tumbuh liar di tanah yang subur. Daunnya nan hijau dan besar-besar berbentuk bulat telur itulah yang mengandung nicotin dan tar. 

Selain sebagai tanaman hias, kala itu, tembakau juga memiliki reputasi sebagai tanaman obat. Dan kisah tembakau yang dimanfaatkan oleh orang Indian sebagai obat telah menarik minat beberapa ahli untuk menelitinya lebih jauh. Diantaranya Jean Nicot de Villemain, duta besar Perancis di Portugal yang tertarik dan kemudian memperkenalkan khasiat daun tembakau itu ke kalangan pejabat Prancis pada tahun 1556. 

Daun tembakau dipercaya manjur untuk meredakan sakit kepala yang nyut-nyut serta sakit gigi yang snut-snut. Tembakau itu ada yang diracik dijadikan bentuk serbuk dan dihirup lewat hidung, dan ada pula yang sekedar dikulum alias disusur. Tembakau sebagai obat segera populer di Prancis, Portugal, Spanyol dan Inggris. Di Virginia tanaman tembakau mulai dibudidayakan tahun 1612 oleh John Rolfe. 

Sementara itu yang namanya rokok sigaret sudah dikenal tapi belum ngetop, hingga awal tahun 1800. Julukan sigaret itu sendiri berasal dari kata “si’kar” dalam bahasa Indian suku Maya, yang artinya…, merokok. Rokok sigaret baru populer setelah James Buchanan menemukan alat pelinting rokok semi otomatis pada akhir tahun 1880. Sejak penemuan alat linting itu, soal linting-melinting rokok, soal membuat rokok, menjadi urusan gampang, mudah dan cepat. Maka pabrik2 rokokpun bermunculan, orang2 pun menjadi gemar merokok.

Seiring dengan maraknya kebiasaan merokok pada awal abad ke 20 di Amerika dan Eropa, artikel-artikel yang menyangkut bahaya rokok, banyak berterbitan. Masyarakat perokok sedikit terpengaruh dan mulai mengerem konsumsi rokok, hingga kemudian muncul produk yang dipromoosikan sebagai rokok aman yaitu rokok berfilter sekitar tahun 1954. Publik merespon munculnya rokok filter itu secara positif., artinya, merekapun merokok lagi, lagi dan lagi. Khan aman, udah pakai filter…

Memasuki tahun millennium, konsumsi rokok tingkat dunia mencapai jumlah trilyunan batang. Rekor dipegang oleh China yang mengkonsumsi sekitar 1.6 trilyun batang rokok. Kemudian Amerika mencapai 415 milyar batang rokok. Jepang 327 milyar. Russia 257 milyar. German 140 milyar. India 100 milyar. dan Brazil 97 milyar batang per tahun. 

Beberapa perusahaan rokok kelas duniapun berhasil menguasai pasar dan meraih sukses, diantaranya: China National Tobacco Company, Philip Morris, British American Tobacco (BAT), RJR Reynolds serta Rothmans International. 

ROKOK DI INDONESIA
Di Indonesia kisah awal rokok dapat diketahui setidaknya dari sebuah publikasi mengenai sejarah Kota Kudus, Jawa Tengah. Di abad ke-17 kalangan bangsawan menghisap rokok dengan menggunakan pipa cangklong, sementara rakyat biasa merokok tingwe alias nglinting dewe (mellinting sendiri)

Rokok kretek, rokok khas Indonesia memulai sejarahnya sekitar tahun 1870. Haji Djamhari, seorang penduduk kota Kudus Jawa Tengah yang mempopulerkannya. Pak haji kala itu sedang menderita sakit dada. Untuk mengobatinya dia menggosok dada yang sakit itu dengan minyak cengkeh. Rasa sakitpun berkurang. Lalu dia bereksperimen dengan menggunakan rokok.Dirajangnya beberapa butir bunga cengkeh, dicampurnya dengan tembakau rokok dan dilintingnya. Dengan menghisap rokok racikannya sendiri itu, ternyata sakit dadanya berangsur-angsur sembuh. Dia kabar-kabarkan ke semua sanak kadang. Soal kesembuhannya itu. Beritapun menyebar cepat dan "rokok obat" made in pak Haji itupun segera kondang. 
Lantaran ketika rokok made in pak haji itu dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi kretek-kretek-kemretek, maka rokok temuannya itu memperoleh sebutan sebagai "rokok kretek", mengacu pada sound efek yang ditimbulkannya…
SITUASI DALAM NEGERI SAAT INI…
Di Indonesia, saat ini diperkirakan satu dari tiga orang dewasa merokok dengan pengeluaran biaya untuk rokok seringkali melampaui pengeluaran untuk biaya pokok, makan, kesehatan atau pendidikan. Data Depkes menyebutkan sebanyak 70% penduduk Indonesia merupakan perokok aktif, dan 60% di antaranya berasal dari masyarakat ekonomi lemah. Dan dari industri rokok ini cukainya cukup menggiurkan, menghasilkan angka puluhan trilyun rupiah per tahun. Lumayan…, bisa buat jajan negara

Monday, 10 September 2012

TingWe, “Nglinting” Kesederhanaan

“TiNGwe” atau dalam kata jawa adalah nGlinthing dewe, begitu lekat berpadan dipadukan dengan tembakau dan cengkeh, serta kertas cigaret. Terlintas dalam benak fikiran kita dengan “kesahajaan” sederhana walaupun boleh dibilang “pelinting dewe” ini juga tidak anti modernisasi, mereka tidak akan menolak bila di sodori rokok keluaran pabrik.

Bapak yang sudah beranjak sepuh [tua], dengan berkain sarung, bertelanjang dada, tanpa alas kaki menarik dalam-dalam asap keabu-abuan itu, lalu menghembuskan perlahan seolah terasa enggan untuk di uraikan, menikmati, … begitu kesannya yang bisa ditangkap.
 
Berproses sebelum siap hisap, dari menata tembakau dan cengkeh diatas kertas cigaret, dilanjutkan dengan “melinting” atau menggulung, dan itu dilakukan dengan dua tangan, harus sinergi serta penuh dengan penghayatan, tanpa di hayati sering dan acapkali gulungan itu akan [udar].
  Kesederhaan, kesabaran, ketlatenan, dan sinergisitas akan menjadikan rokok “tingwe” siap di hisap dalam-dalam , tapi jangan lupa buang puntungnya pada tempat yang semestinya, karena kasihan bila terinjak tingwe lancip di sisi ujung yang dihisap, kata Bapak yang menghisap tingwe tadi lancipnya tingwe bisa mengenai kaki :)  sarat makna tapi masih tetap bisa bercanda

Sumber:
Kompasiana

Harga Tembakau Anjlok, Petani Ancam Pemilik Pabrik

Ribuan petani tembakau di Kabupaten Jember Jawa Timur mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran ke gudang dan pabrik-pabrik rokok. Mereka memprotes harga tembakau hasil panen tahun ini yang anjlok dibanding hasil panen tahun 2011 lalu.

 
 
 
"Kami sudah muak dengan kinerja Pemerintah Daerah dan Komisi Urusan Tembakau serta ulah pemilik gudang dan pabrikan rokok yang tidak peduli terhadap petani," kata seorang petani tembakau, Jumantoro, Selasa, 28 agustus 2012.

Menurut Jumantoro, sejak bulan puasa hingga saat ini, tembakau hasil panen petani banyak yang menumpuk dan rusak. Tidak sedikit petani yang menjual murah hasil panen mereka kepada pemilik tengkulak, gudang atau pabrikan rokok. Di kalangan petani beredar kabar bahwa stok tembakau di gudang-gudang sudah penuh, karena diisi tembakau impor. "Masak gudang buka dua minggu sudah dibilang overstok dan akan segera tutup," katanya.

Padahal, tembakau petani Jember baru dipanen sekitar 15 persen. Akibatnya, saat ini harga tembakau pun turun drastis. Tembakau jenis Kasturi hanya laku Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan tembakau rajang jenis Rengganis hanya laku Rp 16-17 ribu per kilogram. Padahal, tahun 2011 lalu, tembakau Kasturi dan Rajang laku hingga Rp 47 ribu per kilogram. "Ini juga akibat permainan tengkulak, gudang dan pabrikan," kata Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Jember, Hendro Handoko.

Selain itu, kata Hendro, banyak pemilik gudang dan pabrikan rokok yang juga menyewa dan menanam tembakau sendiri. Mereka menanam tembakau hingga 100 hektar. Akibatnya, petani Jember yang kebanyakan memiliki lahan sempit tidak memiliki daya tawar ketika akan menjual hasil panennya.

Kepala Dinas Perindustrian Jember, Ahmad Sudiono, yang mempertemukan petani dengan pemilik gudang mengaku masih akan berkoordinasi dengan Bupati Jember. "Karena pengelola gudang tidak bisa mengambil keputusan, biar bupati mengontak pimpinan pabrik-pabrik rokok," katanya.

Perwakilan gudang Djarum-Kudus, H. Sonsay, membantah menghentikan pembelian tembakau dan menutup gudang. Menurutnya, PT Djarum masih terus membuka gudang dan membeli tembakau petani sesuai kriteria dan kesepakatan yang berlaku. "Dan kami tidak impor tembakau atau menanam tembakau sendiri, tidak tahu kalau gudang-pabrikan lain,"katanya.


Cara Budidaya Tembakau Virginia

1. PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand Tractor minimal 2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah.
2. PENANAMAN DAN PEMUPUKAN

Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi.
Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang.
Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan dengan NPK (KNO 3) dengan dosis 5 gr/batang.
3. PEMBUBUNAN DAN PENGAIRAN

Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu ( Gulma ).
Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas clan tingkat produktifitas tembakau virginia.
4. PUNGGEL DAN WIWIL/SULI

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat.
Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.
5. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHT)

Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.
6. PANEN

Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan sebagai berikut :
- Kematangan daun
- Keseragaman daun dalam proses penanaman
- Penanganan daun hasil panenan
Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis.
7. PASCA PANEN

Tembakau Virginia dijual dalam wujud kering oven atau pengomprongan (Curing).
Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau saja. Tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap hidup setelah dipanen.

Tujuan Curing :
Sebenarnya tujuan curing adalah :
-Melepaskan air daun tembakau hidup dari kadar air 80 -90 % menjadi 10 -15 %.
-Perubahan warna dari Zat hijau daun menjadi WarDa orange dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang diproses.

Ciri-ciri daun masak :
Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil curing/omprongan tembakau yang baik, maka daun tembakau itu harus sudah masak dan seragam.

Ciri-ciri daun yang sudah masak adalah :
-Wama daun sudah mulai hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat.
-Wama tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan.
-Posisi daun/tulang daun mendatar
-Kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat, sebagai lambang ketuaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pada saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas daun di dalam oven. Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga cuaca waktu proses, kalau musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering.

Saat Panen
Pada saat panen tembakau harus dipastikan berapa lembar yang harus dipetik sesuai kapasitas oven. Daun tembakau yang dipetik haruslah seumur dan posisi daun yang sama, karena apabila umur daun dan posisi daun berbeda, akan sangat sulit menentukan kapan harus menaikkan suhu oven, kapan harus masuk ke tahapan berikutnya, kapan barus buka ventilasi dan sebagainya. Oleh sebab itu pengetahuan petani clan pemetik daun harus benar-benar baik tentang saat panen ini. Sebaiknya saat menjelang panen, petani yang bersangkutan mengumpulkan seluruh tenaga petiknya clan diberitahu mana yang sudah boleh dipanen clan mana yang belum.

Tahapan Curing
Sebelum memulai curing harus dipastikan bahwa seluruh gelantang sudah tersedia dan bebas palstik, kompor sudah dicek kondisinya dengan melakukan test nyala api sebelurnnya, seluruh dinding oven tidak ada yang berlubang, pintu bisa menutup rapat, pipa-pipa tidak ada yang rusak clan berlubang.

Ada 4 tahapan curing, yaitu :
1.Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau ke warna kuning, karena hilangnya zat hijau daun / klorophyil ke zat kuning daun dan terjadi penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa terjadi pada suhu 32 s/d 42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan secara perlahan-lahan waktu yang diperlukan tergantung posisi daun. Umumnya berlangsung selama 55 s/d 58 jam. Pada saat ini awalnya semua ventilasi ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas dibuka 1/4 , proses ini sangat menentukan terhadap hasil curing.
2.Pengikatan Wama
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun maupun tulang daun, maka secara pertiahan-lahan suhu dinaikkan. Pada saat proses ini terjadi, maka apabila daun masih berwama hijau, maka daun tetap akan berwama hijau, sebaliknya apabila sudah berwama kuning orange maka hasil curing akan kuning orange. Karena pada suhu 43-52 °C ini terjadi pengikatan warna. Sehingga apabila warna daun pada proses PENGUNINGAN belum sempuna, maka jangan terburu-buru menaikkan temperatur lebih dari 42 °C. Pada tahapan ini ventilasi dibuka secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka seluruhnya. Waktu yang diperlukan kalau berjalan sempuma umumnya sekitar 18-19 jam.
3.Pengeringan Lembar Daun
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun dengan cara menaikkan suhu 53-62 °C. Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka, karena air yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang harus dibuang keluar oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa kering apabila dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat keriput atau keriting waktu yang dibutuhkan lebih kurang 30-32 jam.
4.Pengeringan Gagang
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63-72 °C. Pada saat ini air yang bisa dilapas didalam batang daun akan dikeluarkan proses awal tahap ini ventilasi mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga kelembaban udara tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri tahapan ini bisa selesai apabila seluruh tulang daun sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah dan berbunyi krek. Ini menandakan bahwa tahap ini berjalan baik 5-8 jam sebelum proses berakhir, seluruh ventilasi harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses ini memerlukan waktu normalnya 30-32 jam jangan pernah menaikkan suhu oven diatas 72 C, karena tembakau akan terbakar.

Demikian tahapan curing yang terjadi pada tembakau virginia Flue Cure. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati clan penuh pengawasan karena tembakau yang sudah sangat baik pertumbuhannya dilapangan, akan sia-sia hasilnya apabila proses curing ini tidak berjalan lancar. Oleh karena itu untuk semua oven yang aktif harus memiliki termometer untuk memastikan apakah setiap tahapan tersebut sudah berjalan baik atau belum. Dan juga setiap oven harus memiliki table pedoman prosedur curing tembakau virginia serta menggunakan alat Hygrocurometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udaranya.
8. ANALISA USAHA TANI PER HEKTAR
No.
Jenis Kegiatan
Satuan
Jumlah (Rp.)
1.
Komponen pembiayaan
a.
Sarana produksi
b.
Pekerjaan lapangan
c.
Sewa tanah & administrasi
d.
Bunga pinjaman
e.
Depresiasi alat produksi

Total
Rp,-/ha
4.241.645
5.753.585
2.242.000
734.234
269.120
13.240.584
2.
ProduktifitasKg./ha
1,915
3.
Biaya ProduksiRp./kg
6.914,1
4.
Harga rata-rataRp./kg
8.738,8
5.
Total PendapatanRp./kg
16.734.859,5
6.
Keuntungan BersihRp./kg
3.494.275,5
 
 
Sumber :
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul

Tembakau Jember Masih di Minati Pasar Dunia


Tembakau asal kabupaten Jember ternyata masih diminati oleh pasar dunia, asalkan kualitas tanaman tembakau tersebut memnuhi kriteria pasar dunia. Hal tersebut disampaikan Ketua Koperasi Agrobisnis Abdul Kahar Muzakkir di sela-sela peresmian Kantor Penelitian dan Pengembangan Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara di jember, kemarin (8/9). “Selama kualitas tembakau Jember memenuhi standar yang diinginkan pembeli di pasar dunia, maka tidak ada kekhawatiran harganya akan jatuh, “kata Abdul Kahar. Menurut dia, petani tembakau harus meningkatkan kualitas tanaman tembakau dan rendah residu, sehingga harganya di pasar dunia membaik seiring dengan peningkatan kualitas.

“Tembakau Jember sudah diekspor ke berbagai negara dan beberapa importir tetap setia membeli tembakau dari Jember seperti importir dari Jerman itu, “tuturnya. Salah seorang importir tembakau Jember dari Jerman, Wolfgang G Kohne, mengatakan petani tembakau tidak perlu resah dengan berbagai kampanye antitembakau dan rokok yang merebak di beberapa negara. Kampanye anti tembakau seperti itu tidak usah dipikirkan karena pada dasarnya sebagian dari masyarakat di dunia ini masih membutuhkan tembakau Indonesia, “tutur importir tembakau Jember itu.

Ia berharap petani tembakau di Jember melaksanakan budidaya tembakau dengan baik karena perbaikan kualitas sangat menentukan harga dipasar dunia. “Apabila kualitas tembakau di negara agraris ini tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin eksistensi Indonesia termasuk Jember sebagai penyumbang tembakau terbesar di Dunia akan diambil alih oleh negara lain yang menjadi pesaing, seperti India, Ekuador, Nikaragua, dan Filipina, “paparnya.

Sementara Pejabat Bupati Jember, Zarkasih mengimbau petani meningkatkan kualitas tembakaunya karena Jember dikenal sebagai kota tembakau. “Siapa lagi yang akan mempertahankan tembakau kalau bukan orang Jember sendiri, sehingga kualitas harus diperbaiki agar tembakau Jember menjadi primadona pasar dunia, “katanya.

Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember menyebutkan bahwa tembakau Jember diekspor ke 41 negara yang tersebar di berbagai dunia antara lain Jerman, Italia, Belanda dan Amerika. (dikutip dari Harian Bangsa-Jember)