Tembakau Jember

selalu diminati pasar dunia

Tembakau Jember

Bermutu dan Berkualitas

Tembakau Jember

selera penikmat sejati

Tembakau Jember

soal rasa tiada duanya

Tembakau Jember

karena rasa semakin mendunia

Thursday 11 October 2012

Hama dan penyakit tanaman tembakau

Ulat Grayak ( Spodoptera litura )

Ulat grayak (Spodoptera litura F). Serangan terjadi pada malam hari biasanya bergerombol di pembibitan maupun di pertanaman. Dari stadia telur sampai menjadi larva instar 5 yang dapat menyerang tanaman memerlukan waktu 22 - 60 hari. 
Gejala yang timbul:
berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan ulat tersebut.
Pengendalian:
Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, dan semprot Natural VITURA

Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon )

Gejala yang timbul:
daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga ada tangkai daun 
rebah.
Pengendalian:
Pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat dan semprot PESTONA.


Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. )

Ulat Pucuk Tembakau (Helicoverpa assulta Genn dan Helicoverpa armigera Hubner). Gejala serangan terlihat dari daun tembakau yang berlubang-lubang karena ulat memakan pucuk daun dan daun atas. Pada saat serangan terjadi gejala tersebut belum nampak dan gejala akan nampak jelas setelah daun tembakau membesar. Tanaman inang lain adalah kapas, jagung, tomat, kedelai, buncis, asparagus dan jarak.
 


Cara Pengendalian: 
Tanaman yang terserang ulat pupus daun disemprot dengan insektisida seperti permetrin 2 g/liter atau betasiflutrin 25 g/liter. 
Pengendalian:
kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun dan semprot PESTONA.

Nematoda ( Meloydogyne sp. )

Gejala yang timbul:
Bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman bisa kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya akan mati.
Pengendalian:
Sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA

Kutu – kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.)
Hama ini pembawa penyakit yang disebabkan virus.

Pengendalian:
Predator Koksinelid, Natural BVR. Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).

Kutu Tembakau (Myzus persicae). 
Kutu ini merusak tanaman tembakau karena mengisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %, kutu daun dapat menyebabkan kerugian 22 - 28 % pada tembakau flue-cured. 
Cara pengendalian :
mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor kutu). Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.

Kutu Putih (Bemisia tabaci Genn)

Baik kutu dewasa maupun nimfanya mengisap cairan daun sehingga daun menjadi rusak. Disamping merusak daun, kutu ini juga menjadi vektor bagi virus krupuk atau penyakit mosaik tembakau. 

Cara pengendalian :

sanitasi lahan dan meyemprot dengan insektisida Klorpirifos.
 
 
Sumber:
http://planthospital.blogspot.com

Thursday 4 October 2012

Kebutuhan Tembakau Berkurang

Kebutuhan pabrik rokok terhadap tembakau pada 2012 ini bakal menyusut. Karena itu petani di Kabupaten Probolinggo diingatkan untuk tidak berlebihan menanam tembakau jenis Paiton Voor Oogst (Paiton VO). Dikhawatirkan, dipicu panen dan harga tembakau 2011 yang bagus membuat petani berlomba-lomba semua menanam tembakau. Sehingga dampaknya harga jatuh dan tak terserap pasar karena over produksi.

“Saya khawatir tahun 2012 ini petani justru semakin bersemangat menanam tembakau karena dipicu panen tembakau 2011 lalu sangat bagus, padahal kebutuhan pabrik rokok menyusut,” ujar Ketua Asosisasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakir, Rabu (2/5) pagi tadi.

Informasi berkurangnya kebutuhan tembakau itu diperoleh Mudzakir dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Propinsi Jatim. “Kalau kebutuhan tembakau se-Jatim menyusut, ya jelas di Probolinggo juga termasuk,” ujar petani tembakau asal Desa Jatiurip, Kecamaan Krejengan, Kabupaten Probolinggo itu.

Informasinya, pada 2012 ini pabrik rokok diprediksi bakal menyerap 10.732 ton tembakau dari Probolinggo. Dengan kebutuhan tembakau seperti itu, setelah dikalkulasi maka rencana area tanam tembakau yang sesusai 8.943 hektare (Ha).

Sisi lain, pada 2011 lalu, Disbunhut Kabupaten Probolinggo mencatat, area tembakau terhampar 13.058 Ha. ”Karena hasil panen bagus, produksinya mencapai 16.459 ton, padahal target produksi hanya 14.119 ton,” ujar Mudzakir.

”Panen tembakau pada 2011 sangat bagus karena tanaman tidak tersentuh hujan,” ujar Penasihat APTI Kabupaten Probolinggo, Muzammil. Dikatakan pada 2010 panen tembakau ”hancur-hancuran” karena faktor musim kemarau basah (kemarau diwarnai hujan).

Produksi 2011 melimpah, enam gudang pembelian tembakau di Probolinggo menyerap tembakau petani, diantaranya PT Gudang Garam menyerap 2.000 ton, PT Sadhana Arifnusa 5.000 ton, PT Jaya Abadi (Djarum) 2.500 ton, PT Norojono (Daun Emas) 1.000 ton, PT Bentoel 925 ton, dan PT Sumber Rejeki 350 ton.

Di luar gudang milik pabrik rokok besar itu, sejumlah pabrik rokok kecil (kelas K-1000) juga menyerap 300 ton tembakau. Sebagian petani juga menjual tembakaunya di pasar-pasar tradisional.
Jika ditotal kebutuhan target pembelian tembakau dari pabrik rokok hanya 11.500 ton, padahal produksi total mencapai 16.459 ton atau ada selisih 4.959 ton. ”Atas desakan Pemda dan juga APTI, pabrik rokok yang telah tutup diminta tetap menyerap tembakau petani sampai habis,” ujar Mudzakir.

APTI mengaku khawatir, area tembakau pada 2012 ini semakin membengkak, demikian juga produksinya. ”Meski akhirnya tembakau terserap pasar, jika tembakau melimpah ya harganya jatuh. Ini hukum pasar,” ujarnya.

Petani yang sebelumnya tidak menanam tembakau pun diingatkan agar tidak latah menanam tembakau. Pihak Disbunhut juga diminta membatasi area tembakau di kawasan yang secara agroklimat memang cocok untuk tembakau.

Selama ini, sejak jaman Belanda, kawasan yang direkomendasikan untuk tanaman tembakau terhampar di tujuh kecamatan. Yakni, Kecamatan Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Besuk, Krejengan, Kraksaan, dan Kecamatan Gading. Namun setiap tahun area tembakau membengkak (dibandikan rencana), bahkan di luar tujuh kecamatan itu. isa



http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=aa2d7a1ea43c395f37a4e61d5cc10e9b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c