Thursday, 27 September 2012

Tembakau..... Riwayatmu dulu

Sekian puluh tahun kita merokok. Kita merokok begitu saja tanpa pernah bertanya mengapa. Yang kita tahu ngrokok itu enak, enak dan enak. Banyak dari kita ini bener2 kagak ngeh apa sih sebenarnya rokok itu, bagaimana sejarahnya, dsb. Berikut ini sekelumit kisah tentangnya…

ROKOK…, RIWAYATMU DULU.
Indian seperti dalam cerita Winnetou, terkenal suka bermain asap. Asap itu tidak hanya dimainkan, dibentuk bundar, ataupun dibentuk gambar jantung hati sebagai bahasa isyarat “I love you”, tapi juga ada asap yang disedot dan dihisap. Itulah asap daun tembakau. 

Diduga daun tembakau pertama kali digunakan oleh orang Indian dan dipakai dalam acara ramah tamah, dengan cara disulut dan dirokok bergantian menggunakan pipa panjang. Asap dari daun tembakau yang terbakar itu disedot dan dihembus-hembuskan hingga memenuhi ruangan tenda non AC mereka. Dan lihatlah, mereka nampak senang dan saling unjuk gigi alias saling tertawa hepi.

Aktivitas para Indian yang sedang hepi itu dilihat serta diamati oleh Christopher Columbus ketika mendarat dan mampir ke perkampungan mereka di Pulau Watling, Amerika Tengah pada 12 Oktober 1492 silam. Sepulang dari sana Columbus membawa serta biji tanaman tembakau itu ke negaranya Spanyol. Biji tembakau itu dibagikan kepada teman-temannya, sebagai oleh-oleh, untuk ditanam menghias taman. (Model pohon tembakau memang cukup eksotis). 

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) berupa herba semusim yang berdiri tegak dan bisa setinggi 2,5 meteran kalau dia dibiarkan tumbuh liar di tanah yang subur. Daunnya nan hijau dan besar-besar berbentuk bulat telur itulah yang mengandung nicotin dan tar. 

Selain sebagai tanaman hias, kala itu, tembakau juga memiliki reputasi sebagai tanaman obat. Dan kisah tembakau yang dimanfaatkan oleh orang Indian sebagai obat telah menarik minat beberapa ahli untuk menelitinya lebih jauh. Diantaranya Jean Nicot de Villemain, duta besar Perancis di Portugal yang tertarik dan kemudian memperkenalkan khasiat daun tembakau itu ke kalangan pejabat Prancis pada tahun 1556. 

Daun tembakau dipercaya manjur untuk meredakan sakit kepala yang nyut-nyut serta sakit gigi yang snut-snut. Tembakau itu ada yang diracik dijadikan bentuk serbuk dan dihirup lewat hidung, dan ada pula yang sekedar dikulum alias disusur. Tembakau sebagai obat segera populer di Prancis, Portugal, Spanyol dan Inggris. Di Virginia tanaman tembakau mulai dibudidayakan tahun 1612 oleh John Rolfe. 

Sementara itu yang namanya rokok sigaret sudah dikenal tapi belum ngetop, hingga awal tahun 1800. Julukan sigaret itu sendiri berasal dari kata “si’kar” dalam bahasa Indian suku Maya, yang artinya…, merokok. Rokok sigaret baru populer setelah James Buchanan menemukan alat pelinting rokok semi otomatis pada akhir tahun 1880. Sejak penemuan alat linting itu, soal linting-melinting rokok, soal membuat rokok, menjadi urusan gampang, mudah dan cepat. Maka pabrik2 rokokpun bermunculan, orang2 pun menjadi gemar merokok.

Seiring dengan maraknya kebiasaan merokok pada awal abad ke 20 di Amerika dan Eropa, artikel-artikel yang menyangkut bahaya rokok, banyak berterbitan. Masyarakat perokok sedikit terpengaruh dan mulai mengerem konsumsi rokok, hingga kemudian muncul produk yang dipromoosikan sebagai rokok aman yaitu rokok berfilter sekitar tahun 1954. Publik merespon munculnya rokok filter itu secara positif., artinya, merekapun merokok lagi, lagi dan lagi. Khan aman, udah pakai filter…

Memasuki tahun millennium, konsumsi rokok tingkat dunia mencapai jumlah trilyunan batang. Rekor dipegang oleh China yang mengkonsumsi sekitar 1.6 trilyun batang rokok. Kemudian Amerika mencapai 415 milyar batang rokok. Jepang 327 milyar. Russia 257 milyar. German 140 milyar. India 100 milyar. dan Brazil 97 milyar batang per tahun. 

Beberapa perusahaan rokok kelas duniapun berhasil menguasai pasar dan meraih sukses, diantaranya: China National Tobacco Company, Philip Morris, British American Tobacco (BAT), RJR Reynolds serta Rothmans International. 

ROKOK DI INDONESIA
Di Indonesia kisah awal rokok dapat diketahui setidaknya dari sebuah publikasi mengenai sejarah Kota Kudus, Jawa Tengah. Di abad ke-17 kalangan bangsawan menghisap rokok dengan menggunakan pipa cangklong, sementara rakyat biasa merokok tingwe alias nglinting dewe (mellinting sendiri)

Rokok kretek, rokok khas Indonesia memulai sejarahnya sekitar tahun 1870. Haji Djamhari, seorang penduduk kota Kudus Jawa Tengah yang mempopulerkannya. Pak haji kala itu sedang menderita sakit dada. Untuk mengobatinya dia menggosok dada yang sakit itu dengan minyak cengkeh. Rasa sakitpun berkurang. Lalu dia bereksperimen dengan menggunakan rokok.Dirajangnya beberapa butir bunga cengkeh, dicampurnya dengan tembakau rokok dan dilintingnya. Dengan menghisap rokok racikannya sendiri itu, ternyata sakit dadanya berangsur-angsur sembuh. Dia kabar-kabarkan ke semua sanak kadang. Soal kesembuhannya itu. Beritapun menyebar cepat dan "rokok obat" made in pak Haji itupun segera kondang. 
Lantaran ketika rokok made in pak haji itu dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi kretek-kretek-kemretek, maka rokok temuannya itu memperoleh sebutan sebagai "rokok kretek", mengacu pada sound efek yang ditimbulkannya…
SITUASI DALAM NEGERI SAAT INI…
Di Indonesia, saat ini diperkirakan satu dari tiga orang dewasa merokok dengan pengeluaran biaya untuk rokok seringkali melampaui pengeluaran untuk biaya pokok, makan, kesehatan atau pendidikan. Data Depkes menyebutkan sebanyak 70% penduduk Indonesia merupakan perokok aktif, dan 60% di antaranya berasal dari masyarakat ekonomi lemah. Dan dari industri rokok ini cukainya cukup menggiurkan, menghasilkan angka puluhan trilyun rupiah per tahun. Lumayan…, bisa buat jajan negara

0 comments:

Post a Comment