Thursday 10 January 2013

Pesemaian bedengan tembakau

Aktivitas pertama yaitu penentuan tempat untuk pembibitan dengan persyaratan :

dekat dengan areal pertanian,
dekat dengan sumber air,
tanahnya gembur subur serta gampang diolah,
tempat terbuka pada cahaya matahari,
bebas dari tanaman famili solanaseae pada pertanaman pada mulanya serta
bebas dari masalah hewan peliharaan.

Pengolahan tanah pesemaian bedengan dikerjakan 30 ± 35 hari sebelum saat penaburan benih. pengolahan tanah ini mesti telah dikerjakan 70 ± 80 hari sebelum saat tanam supaya bibit siap salur pada saat tanam, dikarenakan usia bibit tembakau siap salur yaitu 40 ± 45 hari. pengolahan tanah terdiri dari pembajakan i serta pembajakan ii dengan interval 1 hingga 2 minggu serta dengan kedalaman bajak 30 ± 40 cm.
 
Bedengan dibentuk dengan arah timur barat yang berukuran lebar 1m panjang 5 m tinggi 30 cm serta jarak antar bedengan 75 ± 100 cm.

Penaburan benih dikerjakan sesudah bedengan semai siap tanam.
sebelum saat penaburan benih dikerjakan pemupukan basic dengan dosis 0, 5 ± 1 kg pupuk npk/m2, 3 hingga 4 hari sebelum saat sebar. benih tembakau bisa disebar di bedengan dengan perendaman atau tanparendaman pada mulanya. perendaman benih bisa dikerjakan sepanjang 48 jam sebelum saat sebar. penaburan benih bisa dikerjakan dengan gembor diisi air ditambah sabun sebagai pendispersi supaya benih tidak mengumpul. penyebaran benih tanpa perendaman bisa dikerjakan dengan mencampurkan benih dengan abu atau pasir halus supaya merata.

Pembibitan butuh diberi naungan membuat perlindungan benih dari sinar matahari konstruksi atap naungan terbuat dari bambu berupa 1/2 lingkaran memanjang selama bedengan. naungan bisa dipakai plastik polyetilen berukuran 5, 2 m kali 1, 2 m kali 0, 5 m. plastik polyotilen( atap ) bisa di buka dari jam 07. 00 hingga 10. 30 pada waktu bibit berusia 15 ± 20 hari, pukul07. 00 ± 12. 00 pada waktu usia bibit 20 ± 28 hari serta 1 hari penuh sesudah usia bibit 28 hari.

Diatas benih butuh dihamparkan mulsa dari potongan jerami berukuran ± 25 cm. mulsa tersebut berperan untuk menghindar benih beralih pada waktu penyiraman atau waktu hujan, membuat perlindungan kecambah dari matahari serta kurangi penguapan dan menghindar rusaknya permukaan bedengan.

Pemeliharaan pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan, pengaturan naungan, penjarangan mulsa, penyiangan, penjarangan tanaman, pengendalian hama serta penyakit danseleksi bibit. penyiraman pada pembibitan mesti dikerjakan dengan intensif untuk berolehpertumbuhan bibit yang baik.

Waktu serta volume penyiraman pada pembibitan layaknya tercantum pada tabel tersebut :
Keterangan : HSS = Hari Setelah Sebar 
Pemupukan bedengan semai dilakukan 3-4 hari sebelum penaburan benih. Dosis pemupukan adalah 35 g ZA, 100 g SP-36 dan 20 g ZK per m2 bedengan. Atau dapat digunakan pupuk majemuk NPK dengan dosis 0.1 ± 1 kg/m2 bedengan. Pupuk ditabur merata di atas bedengan dan dicampur dengan lapisan tanah atas.


Penjarangan bibit (reseting) perlu dilakukan untuk menghindari kelembaban yangberlebihan karena bibit terlalu padat yang dapat menimbulkan serangan penyakit rebah kecambah atau lanas. Disampig itu penjarangan juga diperlukan agar bibit tidak mengalami etiolasi dan tidak terjadi persaingan unsur hara sehingga bibit tumbuh dengan vigor seragam. Reseting dilakukan pada umur 21 hari. Seleksi bibit dilakukan tiga kali yaitu pada umur 10 ± 13 hari, 20 ± 23 hari dan 33 hari. Bibit siap salur memiliki kriteria umur 38 ± 40 hari, tinggi bibit 10 ± 12 cm, diameter batang 0,8± 1 cm, jumlah daun 5 -6 lembar, warna daun hijau dan tanaman sehat. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi atau sore hari dengan menyiram bedengan sebelumnya.

Pencabutan dilakukan dengan menyatukan daun yang telah sempurna.

0 comments:

Post a Comment